Lima Cara Berpikir yang Harus Dihindari dari Seorang Pemimpin IT


bad-leadership-causes-failed-itDalam artikel kali ini di berikan lima hal cara berpikir yang harus dihindari oleh para Pemimpin di bidang IT. Pandangan-pandangan dan cara berpikir di bawah ini kadang kala, secara sadar maupun tidak menghambat bahkan menurunkan kualitas pekerjaan dari seorang pemimpin dari sebuah perusahaan.

Penulis melihat, departemen IT sebuah organisasi bisa sangat sukses, dengan syarat memiliki pimpinan yang tidak berpikiran atau berasumsi yang salah kaprah. Pemikiran yang salah kaprah tersebut disinyalir bisa menyebabkan mundurnya organisasi dan juga karir pemimpin itu sendiri.

Lima pemikiran yang menurut penulis harus hindari adalah sebagai berikut.

1. Bisnis harusnya bisa mengidentifikasi kebutuhan akan teknologinya.

Coba pikir baik-baik : mana yang lebih bernilai di mata Anda, seseorang yang mampu mengencangkan sekerup atau seseorang yang tahu  sekerup mana yang harus di kencangkan? Seseorang yang tahu apa yang harus dilakukan adalah lebih bernilai dari pada orang yang hanya mampu melaksanakan perintah.

Jika pemikiran yang Anda anut adalah bisnis harus mampu mengidentifikasi kebutuhan teknologinya maka Anda salah. Yang benar adalah bisnis harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah bisnis, peluang dan prioritas untuk kemudian anda dan team harus mampu menyimpulkan suatu cara untuk mengelola solusi bisnis dari perpektif teknologi. Kami tekankan, Anda dan Departemen IT anda lebih mengetahui teknologi yang lebih tepat untuk organisasi Anda dari pada CFO atau para manajer marketing.

Jika anda dan departemen IT yang anda pimpin hanyalah bertugas untuk implementasi dan mengelola teknologi yang dipilihkan oleh bisnis (organisasi) untuk Anda, maka Anda adalah orang yang mengencangkan sekerup, dan pada gilirannya departemen IT akan dihilangkan dari perusahaan dan lebih buruk lagi, perusahaan akan menggunakan jasa outsource untuk menggantikan IT Departemen. Dan inilah yang telah terjadi pada pemda-pemda di Indonesia.

2. Kita adalah organisasi yang super-sibuk.

Sampai saat ini, penulis belum menemukan organisasi yang mana tidak meng-klaim dirinya super sibuk. Penulis juga sudah kehilangan makna dari kata “super-sibuk” itu sendiri. Dengan berpikir bahwa kita adalah organisasi yang super-sibuk, maka kita, akan secara tidak sadar meyakini bahwa memang begitulah keadaannya, kemudian kapasitas diri kita akan berkurang.

Saat kita berpikir bahwa kita tidak memiliki waktu, maka kita akan secara ceroboh mengorbankan kualitas dari keputusan yang kita ambil demi cepat terselesaikannya suatu masalah, padahal kenyataannya kita memiliki banyak waktu dan tenaga untuk merencanakan dan melaksanakan. Hasilnya perusahaan akan memiliki rata-rata kegagalan proyek yang tinggi dikarenakan terlalu fokus untuk melayani permasalahan yang ada didepan mata dan bukan pada pokok permasalahan yang lebih penting.

Anda tidak akan pernah terlalu sibuk untuk hal-hal yang penting, bila Anda mengatur prioritas dengan baik.

3. Kita kekurangan sumber daya.

Ini adalah keluhan yang universal, banyak eksekutif IT yang mengeluh tentang hal ini. Masalah ini terjadi di organisasi dimana staff -nya tidak bisa dengan koheren menjelaskan apa saja yang mereka lakukan, dimana sebuah project melibatkan sepuluh orang project manajer, dimana setiap project yang remeh membutuhkan rapat berhari-hari dan dimana pada setiap sepuluh project yang berjalan, terdapat delapan project yang tidak mempunyai nilai bisnis.

Sekali lagi, Anda tidak akan kekurangan waktu, staff atau uang bila Anda memiliki sistem prioritas yang bagus. Kuncinya adalah menggunakan sumberdaya yang ada dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan ROI yang terbaik.

4. Kita harus inovatif sekaligus berhemat

Suatu organisasi jika telah terbiasa pada kondisi tertentu, maka akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri bila dihadapkan pada kondisi yang berbeda. Demikian juga, bila organisasi telah terbiasa berada dalam kondisi krisis selama beberapa tahun, maka dapat dipastikan organisasi tersebut akan mengalami kesulitan bila kondisi perusahaan tersebut mulai membaik dan mulai berkembang.

Disaat organisasi dituntut melakukan inovasi dan expansi, mereka terperangkap dalam kondisi pemikiran seperti masih berada dalam kondisi krisis. Momentum yang tepat akan berlalu sia-sia. Pemikiran ke depan diperlukan untuk hal semacam ini. Organisasi diharapkan juga mempersiapkan strategi pengembangan meskipun disaat berada dalam kondisi krisis.

Disarankan untuk tidak membatasi inovasi dengan bayang-bayang perhitungan keuntungan financial semata.

5. Di saat perekonomian sulit, diharuskan memotong biaya-biaya.

Pelajaran terbaik yang bisa didapatkan oleh sebuah departemen IT dewasa  ini bukan terletak pada kebijakan pemotongan biaya yang remeh dan kadang tidak masuk akal, akan tetapi pada usaha inovasi, penyelarasan bisnis dan pemikiran strategis. Sesiap apakah organisasi bila menghadapi fase recovery? Dapat dipastikan banyak organisasi akan mengalami keterlambatan dalam penyesuaian dalam fase tersebut, pertanyaannya mampukah kita memanfaatkan momentum ini.

Nilai lebih Sebagai pemimpin IT yang baik, anda dituntut untuk mampu menginvestasikan (bukan memotong) waktu, uang dan dukungan eksekutif yang ada, pada project yang bersifat penting, sekaligus meninggalkan project yang tidak relevan. Anda harus mampu untuk terus memberikan dorongan kepada bawahan, supaya mampu mengamati dan berpikiran kritis akan jalan yang Anda tempuh dan selalu berusaha mencari jalan yang lebih baik. Itulah sebabnya anda dipanggil sebagai “Pimpinan”.

Artikel ini di tulis-ulang bersumber dari halaman ini dengan perubahan seperlunya.

Semoga Manfaat.

7 thoughts on “Lima Cara Berpikir yang Harus Dihindari dari Seorang Pemimpin IT

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s