Ini saya dapat dari kiriman temen di milis mti,
Bahan :
1 pria sehat,
1 wanita sehat,
100% komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni.
Bumbu :
1 balok besar humor,
25 gr rekreasi,
1 bungkus doa,
2 sendok teh telepon-teleponan,
5 kali ibadah/hari,
semuanya diaduk hingga merata dan mengembang.
Tips :
– Pilih pria/wanita yang benar-benar matang dan seimbang.
– Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan (sebaiknya dibeli di toserba bernama “TEMPAT IBADAH“, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.)
– Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
– Gunakan kasih sayang cap “DAKWAH“ yang telah mendapatkan penghargaan ISO dari departemen Kesehatan dan Kerohanian.
Cara Memasak :
– Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat yang murni.
– Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata.
– Masukkan niat yang murni ke dalam loyang dan panggang denga api merata sekitar 30 menit di depan penghulu.
– Biarkan di dalam loyang tadi dan sirami dengan bumbunya.
– Kue siap dinikmati.
Catatan :
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven bermerek “Tempat Ibadah”.
Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.
Selamat mencoba, dijamin semuanya halal koq!
Wahhh sayang sekali.. kasihan sekali Anda. karna sudah tidak memenuhi syarat nmr satu.. (pria sehat) 😛
*…kaburrrrrrr…..*
He 😀
Siap nikah dong ?
Undangannya !
@ agung
insyaAllah berusaha, nggak ada yang seratus persen sehat.. nggih mboten mas agung?
@ agoong
Masih mempersiapkan.. 🙂
loyangnya yang model apa ya ? 😛
kapan ya bisa buat kue kayak gitu 😀
@ KieM
loyangnya “acara pernikahan” kali ya mas..
kapan ya, mungkin kalo kita niatin bisa tahu kapan terlaksananya. tapi kalo nggak niat ya ntah sampe kapan juga ga tahu, tau-tau jadinya malah kecelakaan.. ya nggak?